Mahkota Bunga Perawan


Perempuan adalah hal yang paling mudah dijadikan bahan pembicaraan. Dari cara ia berpakaian, cara ia berbicara, bahkan bagaimana ia bersikap. Tapi, apa yang laki-laki lihat atau rasakan darimu? Keramahanmu? Atau karena jamahan tanganmu di tubuh mereka? Atau karena kau membuat mereka merasakan ketulusan hatimu dan menganggapmu rumah?

Perempuan, ya, perempuan. Sebagaimana adanya mereka. Yang kuliah tinggi-tinggi, maharnya tinggi, tapi ujungnya pakai daster di rumah. Yang mungkin terlalu lelah menjadi tulang punggung, lalu tidur seperti mayat. Atau ia yang dituntut untuk jadi perempuan mandiri dan bisa melakukan semua hal. Ketahui, bahwa kau tak perlu capek-capek membela dirimu ketika seseorang menentukan perempuan macam apa kau ini.

Kau pernah dilukai dan melukai sebagai bunga perawan yang masih kuncup. Kau mekar dan mahkota bungamu dikagumi oleh banyak lelaki dan mereka menginginkanmu. Lalu kau layu dan kau sadar, saat kau dilukai dan melukai, kau bertahan dan Tuanmu akan selalu merawatmu. Lalu kau layu dan kau sadar, bahwa lukamu akan tumbuh jadi kuncup bunga yang baru dan mahkota bungamu lebih merekah daripada yang sebelumnya.

Kau, sebagai bunga perawan yang tahu betapa sulitnya bertahan untuk bisa memamerkan mahkota bungamu. Seharusnya kau tahu cara mencintai. Kau, sebagai bunga yang mekar, seharusnya kau tahu caranya menjaga keindahanmu. Supaya saat musim berbungamu sudah selesai, kau jadi yang paling dinanti-nantikan karena keistimewaanmu.


Kau sebagai bunga yang layu. Mungkin kau dihanyutkan angin dan tidak sengaja kau menjadi pupuk untuk tumbuhan lain. Atau mungkin kau malah menjadi pupuk untuk dirimu sendiri. Kau sebagai perempuan selalu tahu bagaimana caranya untuk menjadi, dan tetap utuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menuju Hal-Hal Baik

Hening Gendis

Bab 22