Pesan Bapak


Baru-baru ini Gendis berselisih paham sama Bapak karena masalah sekecil upil. Mungkin Bapak lagi capek. Gendis cuma kangen sama Bapak. Mengingat Gendis menghabiskan banyak waktunya sama Bapak.

Hidup Gendis ada di ketiak Bapak. Kalau jauh, ya, rindu. Kalau dekat, ikut Bapak pergi ke pasar. Tapi tidak setiap kisah hidup Gendis terlukis di kerutan wajah Bapak. Tak sedikit kerutan kekecewaan yang Gendis lukis di wajah Bapak. Tapi Bapak menyatakan bahwa Bapak bangga kalau kedua anaknya sudah menghidupi diri sendiri. Meski tahu, anak gadisnya itu masih malas-malasan mengurus rumah yang Bapak titipkan.

Suatu pagi, aku mendengar percakapan Bapak dan Gendis sebelum Bapak pergi menemani Ibu untuk menjalankan tugas khusus. Aku melihat Bapak sedang memeluk anak gadisnya. Bapak berpesan supaya Gendis menjaga hidupnya. Apa lagi? Aku hanya menangis melihatnya. Karena hanya Kasih yang bisa Bapak berikan untuk Gendis.

Gendis melakukan kesalahan yang sebenarnya Bapak sudah tahu dari lama. Dan penyebabnya bukan Bapak, juga bukan Gendis. Meski kedekatan Gendis dan Bapak sungguh terlihat. Yang aku tahu, Kasih yang Bapak berikan untuk Gendis, membuat rasa bersalah dalam diri Gendis hilang. Gendis berjanji, kalau dia mau berubah.

Aku melihatnya berubah. Sedikit demi sedikit. Ia mulai bertindak seperti Bapak. Semakin hari semakin seperti Bapak. Hanya Kasih Bapak yang hidup dalam diri Gendis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menuju Hal-Hal Baik

Hening Gendis

Bab 22