Bab 21: Hadiah Kecil untuk Gendis

Gendis baru saja berulang tahun. Banyak hal terjadi dalam hidupnya, banyak pula peran yang sudah ia lakoni. Dan tidak satu pun tak ia lalui bersama Bapak. Meski terpisah jarak, pesan Bapak hidup dalam setiap lakon Gendis. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya, anak Bapak ini jatuh sakit. Gendis tidak bilang apa-apa karena takut Bapak khawatir. Sampai akhirnya Bapak tahu, lalu telepon pakai nomer Ibu. Air mata Gendis tak terbendung begitu dengar suara Bapak. "Kamu kenapa?" tanya Bapak. Meski suara Bapak agak membentak, ku rasa itu semua karena Bapak khawatir. Karena biasanya Bapak yang antar Gendis ke dokter kalau sakitnya kumat lagi. "Bikin air tajin tiap pagi untuk lambungmu itu. Bantalnya ditinggiin setiap kamu tidur," kata Bapak besok harinya saat sedang video call . Gendis hanya mengangguk sambil menahan tangis. Ibu menimpali, "Ibu tahu kalau kamu ga sempat bikin air tajin. Kalau kamu di sini, kan Ibu yang buatkan." Ibu sudah tak sabar, in...