Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Bab 20

Gambar
Gendis sempat  merasa takut untuk memasuki usia kepala dua. Cemas dengan tanggung jawab yang membengkak, dengan krisis waktu yang ia alami. Mungkin dengan bertambahnya usia pun, tanggung jawab malah berangsur-angsur berkurang. Tapi, setiap pilihan punya lebih dan kurangannya sendiri, bukan? Di umur yang ke-20, banyak yang Gendis rasakan. Gendis merasakan kebebasan yang penuh dengan batasan-batasan. Merasakan kekosongan yang penuh dengan keramaian. Melawan dirinya sendiri, melanggar peraturan yang ia buat. Menanam penyesalan-penyesalan yang tumbuh jadi buah manis, kadang sedikit masam. Sambil memakan buah yang manis itu, Gendis membiarkan aku membaca pesan  whatsapp  dari Bapak. "Jadi perempuan itu memang berat, Ndis. Kau harus tegas dan berani. Dekatkan dirimu pada Penciptamu." Bulir-bulir air mata yang gemas mengalir di pipi Gendis. Aku tahu betapa Gendis rindu Bapak. Hanya baju Bapak yang ia pakai sehari-hari. Tapi, melihatnya kali ini, aku tahu Gendis hanya l...